FINALLY, I LOVE YOU
Author : frisca
Cast :
Jang Wooyoung 2PM aka Jang Wooyoung
Lee Ji Eun aka Lee JI Eun
Other :
Nichkhun 2PM aka Nichkhun
Tiffany Hwang SNSD aka Tiffany
Kim Taeyeon SNSD aka Kim Taeyeon
Ok Taecyeon 2PM aka Taecyeon
Genre : Sad, Romance, Drama
Length : One Shoot
Rating : G (General) smw umur boleh baca
Note : Sebelumnya saya mau minta maaf karena saya baru membuat ff ,ini ff pertama saya mian he kalo gaje: D
Happy Reading
Wooyoung POV
Mentari pagi telah datang menyambutku, merdu kicauan burung, tetesan embun pagi yang menyejukkan tak kan mampu mengubah hatiku yang sedang gundah ini, hati yang tak mampu menentukan suatu pilihan yang sebenarnya sangatlah mudah. Aku hanya perlu berkata aku juga mencintaimu, tetapi betapa beratnya lidah tak bertulang ini untuk mengucapkannya. Aku masih belum bisa merasakan cinta yang dia berikan padaku selama ini. Semua kebaikannya, perhatiannya seakan sia-sia hatiku tetap tak merasakan apa yang dia rasakan, mungkin hatiku telah mati, mulai tak dapat merasakan indahnya cinta yang ada hanyalah ruang hampa yang ada di dalam tubuhku.
****
“oppa, saranghae neomu saranghae” ucap yeoja yang sedang duduk bersamaku entah sudah berapa kali dia mengatakan hal yang sama kepadaku, tetapi aku hanya terpaku dalam diamku, aku tak tahu apa yang harus aku katakana padanya, karena hatiku ini bener-benar tak merasakan apa pun saat bersamanya.
“oppa, katakanlah sesuatu, ini sudah kesekian kalinya aku mengatakan hal yang sama kepadamu” ucapnya lagi dengan nada sedikit kesal, mungkin dia mulai bosan dengan tingkahku yang seperti ini.
“jeongmal mianhae”
“bukan kata maaf yang aku ingin dengar darimu oppa” dia melepaskan genggaman tangannya dengan kasar. Maaf bukan maksudku mempermaikannmu, tapi aku benar-benar tak tahu harus berkata apa untuk menjawab pertanyaanmu itu.
“mianhae Ji Eun-ya, jeongmal miahae” apa Ji Eun? Apa ? Apa yang harus aku katakan?
“oppa, aku mencintaimu tulus dari dasar hatiku, kenapa kau begitu kejam padaku, kau menggantungkan aku pada suatu yang tak pasti” dia menangis, ah aku memang kejam seperti yang dia katakan, terkutuklah diriku membuat gadis secantik ini menangis.
“mianhae” aku menyeka air mata yang jatuh di pipinya yang merona.
“oppa, asal kau tahu apa pun yang kau katakan padaku, aku tetap mencintaimu’ katanya lalu mendekap erat tubuhku “aku tak peduli kau membalas cinta ini atau tidak, aku tak peduli kau namjachinguku atau tidak, yang aku pedulikan adalah aku sangat mencintaimu” dia mempererat dekapannya. Sedangkan aku tak berani melepaskan dekapan ini, karena mungkin hal ini dapat membuatnya sedikit tenang.
Dia masih terisak dalam dekapanku, harusnya aku bisa berkata lain selain maaf Ji Eun, tapi lidahku kaku saat aku akan mengucap kata CINTA. Dan semua kata cinta itu akan membuat hatiku semakin mati.
“dengarkan aku ji eun-ya” aku memegang pundaknya dan menatap matanya yang sembab. Cantik! Tapi tatap tak mampu meluluhkan aku. Apa aku mulai menjadi namja yang tak normal, yang tak menyukai yeoja lagi? Omoo….
“ne oppa, katakanlah kau juga mencintaiku” dia yang masih terisak-isak.
“mian Ji Eun-ya aku tak dapat berkata seperti apa yang kau mau, mencintaimu? bahkan aku lupa bagaimana rasanya mencintai seseorang..”
“cukup oppa” dia memotong ucapakanku sepertinya dia tahu apa yang akan aku katakan dan dia tak sanggup mendengarnya. Maaf!!
“tak bisakah kau sedikit mengerti apa yang aku rasakan dan membuka sedikit hatimu untukku, agar aku dapat masuk ke sana memberi warna setiap sudut hatimu dengan cinta ini” air matanya kembali jatuh. Aku tahu ini sangat menyakitkan untukmu oleh karena itulah aku minta maaf!
“mianhae Ji Eun-ya, aku memang namja babo yang tak bisa membuat yeoja secantik dirimu tersenyum, kau selalu ada untukku, kau bagaikan bayanganku yang selalu ada di belakangku, tetapi apa yang aku lakukan padamu. Aku hanya bisa membuatmu menangis” aku meyalahkan diriku sendiri yang begitu bodoh yang selalu terbayang-bayang akan masa lalu yang begitu menyakitkan, sakit akan cinta.
“mianhae Ji Eun-ah, maafkan aku yang tak bisa membaca hatimu, hanya kata maaf yang dapat aku ucapkan padamu saat ini”
“aku akan selalu menunggumu oppa, aku akan menunggu sampai kau siap akan kehadiranku di hatimu” Ji Eun tahu bahwa penantiannya selama ini tak akan sia-sia, Wooyoung pasti akan berubah.
“sudahlah Ji Eun-ah kau tak perlu mengharapkanku lagi dan tak perlu menungguku lagi”
“anii oppa, aku sudah bersamamu setahun dan aku tak akan menyerah begitu saja” ji eun bersikeras untuk menunggu Wooyoung “aku tak akan meninggalkanmu oppa apa pun yang terjadi sebab aku hanya menginginkan dirimu ada di sampingku” tambah Ji Eun, harusnya Wooyoung tahu bahwa gadis ini sangat keras kepala.
“ji eun-ah aku tak tahu harus berkata apa lagi padamu agar kau mau melepaskan aku dan pergi dari hidupku, kau hanya akan menyakiti dirimu sendiri jika terus bersama diriku, kau harus pergi mencari kebahagiaanmu” Wooyoung menyerah, dia tak mampu meyakinkan Ji Eun bahwa memang Ji Eun akan sia-sia jika terus menunggu Wooyoung.
“kebahagiaanku adalah dirimu oppa” untuk sekarang ini apapun yang dikatakan oleh Wooyoung seakan percuma saja karena hanya akan dianggap oleh angin lalu oleh ji Eun” sudahlah oppa, ayo kita pulang” Ji Eun menarik tangan Wooyoung dalam genggamannya. Mereka berjalan menyusuri jalan dalam diam, hanya Ji Eun yang terus mengembangkan senyum dan terus menggenggam erat tangan Wooyoung, entah apa yang difikirkan oleh Ji Eun tentang Wooyong, walaupun Wooyoung terus saja menolak dan selalu menyakiti hatinya dia tetap selalu ada di samping Wooyoung dan selalu tersenyum, senyum yang sangat manis, senyum yang tak mampu meluluhkan kersanya hati Wooyoung yang sekarang ini.
JI EUN POV
Hari terus berganti sepert air yang mengalir, aku masih menunggu wooyoung oppa, menunggu cintanya yang tak kunjung datang kepadaku, entah apa yang membuatku menyukai namja seperti dia, namja yang begitu dingin, kenapa juga harus namja seperti dia yang berhasil mencuri hatinya, entahlah karena semakin aku memikirkannya semakin aku menykukainya dan tak bisa melepaskannya begitu saja, walaupun keberadaanku tak pernah di anggap olehnya dan entah apa arti diriku baginya, aku tak tahu.
“Ji Eun-ya” suara Nichkhun oppa membuyarkan semua lamunanku, Nichkhun oppa adalah kakakku yang sangat baik dan perhatian padaku, dia juga tampan aku sangat bahagia memiliki oppa seperti dia.
“ne oppa, waeyo?”
“maukah kau menemani oppamu ini ke toko buku” ucapnya lalu duduk di tepi ranjangku, sementara aku tetap berbaring.
“kenapa harus bersamaku oppa, kau bisa mengajak Victoria-eonni’ aku menolak ajakan oppaku itu. Aku masih ingin berkhanyal ria membayangkan Jang wooyoung oppa yang sangat mempesona itu.
“agar kau tak memikirkan namja yang tak pernah memberimu kepastian itu, namja yang tak pernah menganggapmu ada di sampingnya, bahkan dia namja yang tak pernah mencintaimu” kata Nichkhun oppa, dia selau tahu apa pun yang aku alami. Namun kenapa dia berkata begitu tentang Wooyoung oppaku? Wooyoung oppaku ahh aku suka kata itu..hheheheh
“aniii oppa dia namja yang baik, tapiiii…” aku membela Wooyoung oppa dari hinaan kakakku yang kenyataanya memang benar.
“tetapi kenapa hah, benarkan yang aku katakan.. jangan bersamanya lagi”
“sudahlah oppa jangan menghina Wooyoung oppa lagi, dia tidak salah hanya keadaan yang membuatnya seperti itu”
“ya terserah padamu dasar keras kepala” kesalnya lalu keluar meninggalkan kamarku.
“aku pergi dengan Victoria saja” teriak Nichkhun oppa
****
‘oppa pergi dengan Victoria Eonni’ pikirku, lalu aku di rumah dengan siapa eomma dan appa ada di luar negeri? Memikirkan Wooyoung oppa? Nichjhun oppa sudah merusak semua imajinasiku.
Ahh aku akan ikut Nickhun oppa saja “oppaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” aku berteriak sekeras mungkin, semoga saja dia belum berangkat menjemput Victoria eonni. Aku berlari ke lantai bawah semoga dia masih ada.
“waeyo” tanyanya sambil mendorong motornya keluar bagasi.
“aku mau ikut denganmu”
aku tersenyum malu padanya karena tadi aku yang menolak tidak mau ikut dengannya dan sekarang aku yang mengejarnya. Memalukan.“tadi tak mau huh”
Aku hanya tersenyum lalu menghampirinya dengan malu, lalu naik moror gedenya “ayo oppa berangkat” ucapku
“dasar masih beruntung aku belum menelpon Victoria”
“mianhae.. ayo berangkat”
@book store
Seperti yang telah ku duga pasti akan seperti ini hanya ada orang-orang berkaca mata tebal di sini, apa mereka tidak bosan di sini? Mataku terus saja mengitari semua sudut toko buku ini, tapi tetap saja tak ada yang menarik perhatianku selama ini, bahkan orang-orang berkaca mata tebal itu tak menyadari aku memandang mereka sedari tadi, aku masih mencari obyek yang menurutki menarik, sampai mataku tertuju pada sesosok namja yang sadang berdiri di sebrang jalan sana dengan earphone menggantung di lehernya. Ku langkahkan kakiku keluar dari book store tanpa ku sadar aku menabrak sebuah rak buku hingga bukunya jatuh ke lantai, tapi aku tak peduli aku tetap melangkah pergi, walaupun semua mata tertuju padaku dengan tatapan aneh aku tak ambil pusing karena namja itu adalah Jang Woo Young.
Senyumku tak pernah lepas sedari tadi Wooyoung oppa aku merindukanmu.
“ji eun-ah, mau kemana” ujar Nichkhun oppa yang melihatku pergi, tetapi aku terus berjalan pada namja di sebrang sana.
“ji eun-ah” oppaku terus memanggilku tetapi aku terus berjalan tak peduli karena ada pangeran yang menungguku di sebrang sana.
“oppa” aku bertetiak pada namja di sebrang jalan dan melambaikan tangan ke arahnya, tanpa berfikir lagi aku menghampiri namja itu. Dan namja itu ternyata juga melihatku dam melambaikan tangan padaku
“ji eun-ya awassss” teriakan Nichkhun oppa membuatku berbalik melihatnya. Kenapa dia berlari? Tanang oppa aku masih di sini, aku pasti menunggumu!
“ji eun-ya awaaaasssssssss” kini suara wooyoung oppa yang ku dengar, dan saat ku lihat namja itu juga berlari ke arahku. Memangnya ada apa kenapa mereka berteriakk kepadadan berlari ke arahku? Kenapa mereka bilang awas? Ternyata saat aku melihat apa yang ada di depanku ada sebuah mobil melaju cukup kencang ke arahku.
WOOYOUNG POV
“lee ji eun awasssssssssssss” aku berteriak pada yeoja yang baru saja melambaikan tangan ke arahku dan kini dia sedang berada di tengah jalan dimana sebuah mobil melaju kencang ke arahnya. Aku berlari sekencang mungkin untuk menyelamatkannya, tetepi semua itu percuma karena tubuh mungilnya telah di hantam oleh mobil itu, ku lihat tubuhnya sudah terkapar bersimbah darah. Aku baru kan mengangkat tubuhnya sebelum itu terjadi sebuah pukulan mendarat di wajahku.
“jangan sentuh adikku” ucapnya ketus, yah aku tahu dia adalah Nichkhun, kakak Ji Eun.
“ji eun-ya.. sadarlah” dia memeluk tubuh yang bersimbah darah itu. Aku tak ingin membuat suasana menjadi tabah rumit jadi aku menelpon ambulance.
@hospital
“maaf tuan, anda tak boleh masuk” salah seorang perawat menahan Nichkhun hyung mencoba ikut masuk. Aku mulai berharap-harap cemas tentang keadaan ji eun, aku mulai takut terjadi apa-apa padanya. Jika terjadi sesuatu padanya aku akan sangat bersalah pada Nichkhun karena yang dia tahu Ji Eun mencoba menghampiriku dan karena itulah dia tertabrak.
“tapi aku oppanya”
“maaf sebaiknya anda menunggu di luar saja” ujar perawat iyu lagi dan kemudian menghilang di balik pintu
“ini semua salahmu” lirih Nichkhun hyung, dia terlihat sangat sedih, ya pastinya dia bukan hanya terlihat sedih tetapi dia benar-benar sedih dengan kejadian yang di alami oleh Ji Eun adiknya, tetapi kenapa dia harus menyalahkan aku, bukankah itu semua kecelakaan dan aku juga sangat tidak berharap hal itu terjadi, apalagi pada Ji Eun, hal ini akan membuatku semakin merasa bersalah karena bukan hanya menyakiti batinnya, tetapi juga fisiknya.
“kalau saja dia tak melihatmu di sana, ini semua tak akan terjadi” lanjutnya terus menyalahkan aku, dan aku memilih untuk diam mendengarkan semua caciannya. Aku sadar di sini memang aku yang salah, tapi haruskah dia terus menmenyalahkan aku, bukankah itu semua kecelakaan dan aku juga sangat tidak berharap hal itu terjadi, apalagi pada Ji Eun, hal ini akan membuatku semakin merasa bersalah karena bukan hanya menyakiti batinnya, tetapi juga fisiknya.
“kalau saja dia tak melihatmu di sana, ini semua tak akan terjadi” lanjutnya terus menyalahkan aku, dan aku memilih untuk diam mendengarkan semua caciannya. Aku sadar di sini memang aku yang salah, tapi haruskah dia terus menyahkan aku?
“dan kalau saja dia tak mengenalmu, bahkan dia tak menyukaimu, dia tak akan mengalami hal ini” hah apa yang dia katakan? Aku juga tak pernah berharap bahwa di sukai olehnya, bahkan aku sudah memintanya untuk meninggalkan aku, tapi dia yang bersikeras ingin bersamaku? Seharusnya dia menyalahkan cinta bukan aku? Cinta yang begitu tidak adil. Seharusnya dia juga tahu bahwa cinta yang telah memilih Ji Eun untuk mencintaiku.
“ini semua salamu wooyoung-ah”teriaknya frustasi dan sedetik kemudian dia menarik kerah bajuku, tetepi itu hanya sebentar karena tubuhnya terjatuh di lantai dan kulihat Nichkhun hyung meneteskan air mata. Sebegitu salahnya kah aku hingga dia begitu marah padaku? Ahh aku lupa Ji Eum adalah adiknya, pastilah dia marah jika ada orang yang menyakitinya.
“dia akan baik-baik saja, dia gadis yang kuat” aku berusaha menenangkan hatinya yang tergambar dengan jelas bahwa dia sangat khawatir dengan adiknya itu.
“dari mana kau tahu dia akan baik-baik saja, kau saja tak pernah menganggap keberadaannya di sampingmu. Kau tak tahu betapa besar cintanya kepadamu melebihi cintanya pada dirinya sendiri, bahkan kau tak tahu di dalam otak hanya ada namamu” mulutku seakan terkunci dan aku tak dapat lagi mengatakan sepatah kata pun karena kenyataannya memang benar Ji Eun lah yang selalu ada di sampingku satu tahun terakhir ini. Dia yang selalu ada saat aku membutuhkannya. Dia sudah bagaikan bayanganku, dimana ada dia di situ ada aku. Dia tak pernah menyerah walaupun aku terus saja menolaknya dan mengabaikannnya. Namun tetap dia ada bersamaku.
Untunglah dokter segera keluar dan semoga dia memberikan kabar yang baik. Nichkhun hyung pasti akan semakin menyalahkan aku jika gadis itu tidak baik-baik saja. Dan terlebih aku akan kian merasa bersalah jika terjadi sesuatu yang buruk pada gadis yang selalu saja tersenyun itu.
“bagaimana keadaan adikku”
“dia banyak kehilangan darah, walaupun dia berhasil melewti masa kristisnya, tapi dia belum sadarkan diri dan jika dalam waktu seminggu dia akan sadar maka dia akan cepat sembuh..”
“lalu jika dia tak sadar bagaimana” sergah Nichkhun hyung.
“jika dia tak sadar maka dia mengalami koma dan kami sediri tidak dapat memastikan kapan dia akan sadar” ucap Dokter itu “berdo’alah yang terbaik” tambahnya seraya menepuk-nepuk pundak Nichkhun hyung, lalu berlalu.
“kau bilang dia akan baik-baik saja,tetepi apa kau dengar tadi, apa dia baik-baik saja hah” bentak Nichkhun hyung “sekarang kau puas membuatnya sekarat hah, apa kau puas?”
“mianhae hyung, aku akan bertanggung jawab”
“dengan apa kau akan bertanggung jawab? Apa kau bisa mengantikan posisinya sekarang hah” Nichkhun benar-benar marah padaku. Apa yang harus aku lakukan?
“selama dia ada di sini biarkan aku yang menjaganya” ucapaku ragu, mungkin dia akan pernah mengizin kan aku menjaga adiknya, jangankan menjaga melihatnya saja mungkin aku tak akan pernah diizinkan.
“apa dengan menjaganya kau fikir dia kan sembuh”
“aku yakin dia akan sembuh hyung, dia pernah berkata padaku dia bisa melakukan apapun selama ada aku di sampingnya. Aku mohon izinkan aku menjaganya” kataku karena aku yakin dia kan baik-baik saja kalau aku ada di sampingnya.
“hah dasar babo, bisa-bisanya dia berkata seperti itu” Nichkhun hyung tersenyum getir mendengar pernyataanku “baiklah aku akan mengizinkanmu menjaganya, tapi jika keadaanya makin memburuk aku bersumpah kau tak akan pernah lagi melihat matahari terbit” dia mengancamku. Sabar aku harus bersabar demi menghilangkan rasa bersalah ini aku harus bersabar
“gomawo hyung, aku berjanji akan menjaga dengan baik. Dan dia pasti akan sembuh”
*****
Hari pertama
Hari ini adalah hari pertama aku menjaga dia, Lee Ji Eun. Hah menyebalkan karena ini sangat menbosankan, bisa-bisanya dia tidur dengan begitu cantik. Andai aku bisa hatiku mencintai dia mungkin hal ini akan sangat menyakiti hatiku melihat orang yang aku cintai terbaring di sini dengan tenangnya.
“hei apa kau tak ingin bangun. Aku di sini menunggumu” aku rasa aku sudah mulai gila bicara dengan orang yang tak akan mendengar ucapanku apalagi menjawabnya, hal yang mustahil, tapi tak apalah duduk diam akan membuatku semakin bosan.
“kenapa kau tidur sambil tersenyum hah? Apa kau tak tau oppamu sangat khawatir dan aku juga” khawatir? Aku mengawatirkannya ah mungkin itu hanya karena aku maerasa barsalah.
“kau harus cepat bangun, ne? Jika tidak oppamu yang kejam itu akan benar-benar membuhuhku” aku menggengam erat tangan kecilnya itu. Dingin. Tangannya sangat dingi, semoga ini bukan pertanda buruk.
Hari ketiga
Hari kedua berlalu seperti hari pertama tak ada perubahan yang dapat membuatku merasa senang. Dan sekarang hari ketiga, semoga kau bangun dan memelukku. Ah apa yang aku pikirkan, jangan-jangan aku merindukannya. Andwae… aku tidak boleh merindukannya, aku yang telah membuatnya terbaring di sini jadi aku tak boleh menyakitinya dengan memberikan harapan paslu.
“kenapa aku masih tidur? Apa kau tak lelah? Apa kau tak mau berjuang demi aku? Kalau pun tidak, aku mohon berjuanglah demi orang-orang yang menyanyangimu, mereka semua sangat merindukanmu. Kau harus tahu oppamu menangis karena kau tak mau bangun. Apa mimpimu sangat indah sampai kau tak ingin meninggalkan mimpi itu? Aku mohon bangunlah” tanpa aku sadari air mataku keluar. Ah kenapa aku menangis. Aku tak boleh menangis.
Sekali lagi aku melihat wajahnya, wajahnya tak seperti biasa dan dia menangis. Apa dia menangis? Aku tak selah lihat kan! Dia benar-benar menangis, apa dia mendengar semua yang aku katakan? Aku harap dia mendengarnya dan mau bangun dari mimpi indahnya itu.
Hari kelima
Lima hari sudah berlalu, tapi dia tak ingin bangun juga. Apa dia akan koma untuk waktu yang lama? Andwae.. aku akan mati jika itu juga, bukan karena Nichkhun hyung akan membunuhku, tapi aku baru sadar jika aku merindukan gadis penguntitku ini. Sungguh aku merindukannya. Aku baru menyadarinya ternyata memang dialah yang selalu ada di sampingku selama ini, dialah yang memberikanku banyak perhatian,
“oppa apa kau sudah makan” aku rindu pertanyaan itu, aku rindu senyuman manisnya.
“oppa kau tak boleh kelur malam-malam nanti kau sakit”
“oppa kau harus memperhatikan dirimu sendiri, jangan makan mie ramen terus nanti lambungmu sakit”
“oppa kau kau harus lebih hati-hati lagi, sekarang lihat kakimu terkilir dan siapa yang susah” aku ingat itu saat itu aku jatuh saat bermain sepak bola dan kakiku terkilir dan orang yang susah adalah kau, kau merawatku sampai aku bisa berjalan dengan baik lagi.
“apa kau tak merindukanku Lee Ji Eun” aku menggenggam erat tangannya.
“aku mohon bangunlah, apa kau tak ingin melihatku lagi”
Hari ketujuh
Ini adalah kesempatan terakhirnya jika dia tak mau bangun juga hari ini, maka dia tak akan pernah melihatku. Nichkhun hyung pasti tak akan mengizinkan aku menjaganya lagi. Lalu saat dia bangun entah kapan dia tak akan melihatku lagi
“maafkan aku Ji Eun-ah” mataku tak lepas mamandang lekuk wajah manisnya berharap mata indah itu terbuka dan bibir tipis itu tersenyum padaku seperti biasanya. Andai aku dapat memutar waktu pasti aku tak akan pernah berani masuk dalam kehidupanmu jika akhirnya akan seperti ini. Andai waktu saat itu berhenti aku tak akan pernah menolakmu, aku tak akan pernah menolak cinta yang telah kau berikan untukku.
Jika kau ingin aku mengatakan SARANGHAE padamu, aku akan mengatakannya padamu, selama itu akan membuatmu bangun dari mimpi indahmu, namun mimpi buruk untukku kau akan melalukannya. Aku melakukannya bukan karena aku merasa bersalah padamu
tapi sungguh aku mencintaimu.
“apa kau tak ingin melihat dan mendengarnya langsung, aku mencintaimu Lee Ji Eun”
“saranghae, Jeongmal saranghae”
“aku mohon bangunlah, apa kau benar-benar akan meninggalkanku. Bukankah kau pernah berjanji tak akan meninggalkan aku dan selalu ada di sampingku”
Tangan kecilnya itu tiba-tiba bergerak “Ji Eun-ah, apa kau ingin bangun”
“aku mencintaimu.. ayo bangun dan kita membeli ice cream bersama” matanya perlahan terbuka dan seperti yang telah ku duga kau pasti akan tersenyum, harusnya kau marah padaku bukan tersenyum seperti itu.
“oppa..” ucapnya pelan, tapi aku tetap bisa mendengar suara indah yang sangat ku rindukan itu.
Sesaat setelah dia sadar aku memanggil dokter yang merawat Ji Eun. Dan dokter itu bahwa itu berkata bahwa Ji Eun akn segera sembuh. Waahhhh senangnya hatiku.
“akhirnya kau bangun juga Ji Eun-ah. Aku sangat mengawatirkanmu” akhirnya aku bisa tersenyum lepas, dia sudah bangun dan aku akan mengatakannya.
“maafkan aku Ji Eun-ah, karena aku kau jadi terbaring di sini. Aku menyesal”
“sudahlah oppa, itu kecelakaan dan aku yakin kau tak berniat membuatku seperti ini” bahkan dia masih tersenyum disaat seperti ini.
“dan aku ingin mengatakan sesuatu padamu”
“ne, oppa’
“SARANGHAE JI EUN-AH. AKU MENCINTAIMU LEE JI EUN”
“apa kau sakit karena menungguku oppa, atau aku hanya mimpi”
“anii, aku memang mencintaimu. Sunnguh aku baru sadar saat kau tak ada di sisiku, maafkan aku”
“aku juga mencintaimu oppa. Terimaksih sudah mau membuka hatimu untukku” aku langsung memeluknya karena dia tetap mencintaku dan tak pernah membenciku.
“oppa tubuhku sakit” ujarnya pelan, ah aku lupa dia baru sadar dan pasti tubuhnya masih sangat lemah, hatiku terlampau senang.
“mianhae..”
Setelah Ji Eun sembuh dia diizinkan pulang. Dan kami menjalani kisah kami dengan bahagia. Lee Ji Eun memang hanya tercipta untuk Jang Wooyoung
END
No comments:
Post a Comment